Perum Bulog menyatakan langkah impor beras dilakukan untuk mengantisipasi kekurangan stok komoditas di dalam negeri. Kata Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso, impor atau tidak impor, tergantung kebutuhan negara untuk buffer stok. “Kalau gudang Bulog punya daya tampung 3,6 juta ton, kalau itu bisa terpenuhi, kami tak perlu impor. Sesuai kebutuhan,” kata Budi, Senin (10/4/2023).
Impor, sifatnya hanya untuk mengantisipasi jika ada kekurangan stok di dalam negeri. Beras impor bukan untuk dijualbelikan. Katanya, sifatnya untuk cadangan yang diperlukan negara.
“Daerah bukan produsen beras yang menerima bansos dipenuhi dari beras impor. Bansos bisa diberikan secara merata. Misalnya, walau Ambon produksi beras, tapi kalau untuk wilayah lain belum tentu cukup. Hanya untuk yang kami suplai,” imbuhnya.